Minggu, 16 Februari 2020

RANCANGAN PROTOTYPE DAN PEMBUATAN KEMASAN PRODUK KREATIF


A. Pengertian Desain Produk

Desain Produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Desain produk bisa disebut juga dengan desain kemasan yaitu sebuah ide, Pengembangan konsep, Pengujian, dan Pelaksanaan manufaktur atau jasa.
Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil

kegiatan   penelitian   dan   pengembangan   yang   dilakukan   sebelum   menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Pengertian  desain  dikemukakan  oleh  W.  J  Stanton   (1981),  yang  telah

diterjemahkan  oleh DR.  Buchori  Alma dalam  bukunya  manajemen  pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : "Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik  berwujud  maupun  tidak  berwujud,  Termasuk  didalamnya  masalah  warna, Harga nama baik perusahaan, Nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengencer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginan." Bagian-bagian desain produk
Pada dasarnya desain produk terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1)  Mendesain produk yang benar - benar baru. yaitu membuat rancangan dan sketsa baru yang belum pernah ada pada desain sebelumnya.
2)  Mendesain   atau   memodifikasi   produk   yang   sudah   ada   (redesign)   atau melakukan pengembangan terhadap desain produk yang sudah ada.


B. Maksud dan Tujuan Desain Produk

Desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produksi yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Manfaat dari desain produk antara lain:

1)  Menghindari kegagalan - kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk
2)  Memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk

3)  Menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat

4)  Menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat

5)  Mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali
Tujuan desain produk antara lain:

a.   Sebagai identitas/merk dari suatu produk;

b.   Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunya nilai jual yang tinggi;
c.   Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya;

d.   Untuk membuat produk dengan biaya seminimal mungkin dalam penggunaan bahan baku  dan  biaya  -  biaya  dengan tanpa  mengurangi nilai jual  produk tersebut.


C. Fungsi Desain Produk

Sedangkan fungsi dari desain produk adalah:

-    Indentitas dari produk itu sendiri,

-    Sebagai pelindung produk, dan

-    Penambah nilai jual produk.



D. Kemasan Produk

Kemasan merupakan desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).





Gambar kemasan produk



Kemasan  yang  dirancang  dengan baik dapat  membangun ekuitas merek dan   mendorong   penjualan.   Kemasan   sebagai   bagian   pertama   produk   yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu  produk  biasanya  dilakukan  oleh  produsen  untuk  dapat  merebut  minat

konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.


E. Fungsi Kemasan Produk

Perusahaan sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
a.    Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
b.    Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa

fungsi lain, yaitu sebagai berikut:

1)  Pelindung produk.

Salah   satu   fungsi   dasar   kemasan   adalah    untuk   mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2)  Memperkuat citra produk.

Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk.
3)  Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

F. Tujuan Kemasan  Produk

Menurut Louw dan Kimber (2007), tujuan dari kemasan dan pelabelan kemasan antara lain:
1)  Physical   Production.   Melindungi   objek   dari   suhu,   getaran,   guncangan,

tekanan dan sebagainya.

2) Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3)  Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan

bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

4) Information    Transmission.    Informasi    tentang    cara    menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5)  Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak

secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6)  Convenience.    Fitur    yang    menambah    kenyamanan    dalam    distribusi,

penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7)  Marketing.   Kemasan   dan   label   dapat   digunakan   oleh   pemasar   untuk

mendorong calon pembeli untuk membeli produk.



G. Klasifikasi Kemasan

Kemasan dapat digolongkan atas beberapa hal antara lain :

1. Berdasarkan frekuensi dari pemakaian

a.   Kemasan sekali pakai (disposable)

Kemasan sekali pakai (disposable) yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, bungkus dari daun-daunan, kotak karton lipat minuman sari buah.
b.   Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip)

Kemasan  yang  dapat  dipakai berulangkali (multitrip) seperti: botol minuman, botol kecap, botol sirup.

c.    Kemasan  atau  wadah  yang  tidak  dibuang  atau  dikembalikan  oleh konsumen (semi disposable)
Wadah-wadah tersebut biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen, misalnya botol air mineral yaitu untuk tempat air minum di rumah, kaleng susu untuk tempat gula, dan lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.
2.  Berdasarkan struktur sistem kemas

Klasifikasi kemasan berdasarkan kontak produk dengan kemasan atau berdasarkan letak suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan secara keseluruhan, dapat dibedakan atas :
a.   Kemasan primer

Kemasan primer yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.
b.   Kemasan sekunder

Kemasan sekunder fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, dan sebagainya.
c.   Kemasar tersier

Kemasan tersier yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer dan sekunder. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemasan a.   Kemasan fleksibel
Kemasan  fleksibel  yaitu  bahan  kemasan  yang  mudah  dilenturkan

tanpa  adanya  retak  atau  patah,  dan  relatif  tipis.  Misalnya  plastik, kertas dan foil.
b.   Kemasan kaku

Kemasan  kaku  yaitu  bahan  kemas yang  bersifat keras, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan, relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
c.   Kemasan semi kaku atau semi fleksibel

Kemasan semi kaku atau semi fleksibel yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
4. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan

a.   Kemasan hermetis (tahan uap dan gas)

Kemasan hermetis yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga kemasan ini tidak dapat dimasuki oleh bakteri, ragi dan debu. Wadah-wadah yang biasanya digunakan  untuk  pengemasan  secara  hermetis  adalah  kaleng  dan botol gelas.
b.   Kemasan tahan cahaya

Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan. Misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi.
c.   Kemasan tahan suhu tinggi

Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan  proses  pemanasan,  pasteurisasi  dan  sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai (Perakitan)

a.   Wadah siap pakai

Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b.   Wadah siap dirakit atau wadah lipatan

Wadah siap rakit yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan  sebelum  diisi.  Misalnya  kaleng  dalam  bentuk  lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

H. Jenis-Jenis Kemasan Produk

Jenis-jenis kemasan yang tersedia saat ini adalah:

1)  Kemasan Kertas

2)  Kemasan Gelas

3)  Kemasan Logam (Kaleng)

4)  Kemasan Plastik

5)  Komposit (Kertas/Plastik)

6)  Edible Packaging (kemasan yang bersifat ramah lingkungan karena dapat dimakan)
7)  Biodegradabale  Packaging  (kemasan  yang  mampu  didaur  ulang  secara alami oleh mikroba dalam tanah).


I.  Syarat Kemasan Produk

Dalam   memilih   bentuk   dan   bahan   kemasan   yang   akan   digunakan,   maka diperlukan beberapa pertimbangan agar dapat berfungsi dengan baik. Pertimbangan tersebut antara lain :
1)     Tidak beracun

2)     Bahan kemasan tidak menggangu kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kandungan Pb (timbal) yang bersifat racun bagi manusia.
3)     Harus cocok dengan bahan yang dikemas

4)     Kemasan yang dipilih harus cocok dengan produk yang dikemas, jika salah memilih bahan kemasan maka akan merugikan.
5)     Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin

6)     Di samping bahan kemasan tidak beracun dan produk yang dikemas tidak menunjukkan kerusakan karena adanya mikroba, bahan kemasan juga tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat- syarat kesehatan.
7)     Dapat mencegah pemalsuan

8)     Kemasan juga berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat kemasan yang khusus sehingga sulit untuk dipalsukan dan bila terjadi pemalsuan akan mudah dikenali.
9)     Kemudahan membuka dan menutup

10)  Pada  umumnya  konsumen  akan  memilih  produk  dengan  kemasan  yang mudah dibuka dan ditutup.
11)  Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi produk

12)  Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat diambil dengan mudah dan aman.
13)  Kemudahan pembuangan kemasan bekas

14)  Pada umumya kemasan bekas adalah sampah dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya yang cukup besar untuk penanganannya,
15)  Ukuran, bentuk dan berat

16)  Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi, maupun sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen.
17)  Penampilan dan pencetakan

18)  Kemasan harus memiliki penampilan yang menarik, baik dari segi bahan,

19)  Estetika maupun dekorasi. Hal ini terkait  selera masyarakat.

20)  Syarat khusus

21)  Selain syarat-syarat yang telah disampaikan di atas, masih ada syarat-syarat khusus yang perlu diperhatikan. Misalnya iklim daerah pemasaran yaitu tropis atau subtropis, kelembabannya, dan lain sebagainya.


J.  Merancang Kemasan Produk

Merancang  atau  mendesain  sebuah  kemasan  produk  tergantung  pada  tingkat kreativitas dari desainernya.
Beberapa hal tersebut antara lain:

a.  Label harus mudah dimengerti

Label  kemasan  produk  harus  memuat  kata-kata,  kalimat,  nama,  logo  dan gambar yang mudah dimengerti oleh konsumen.
b. Terdapat informasi yang relevan

Sebuah  label  harus memuat informasi yang  relevan dan diperlukan. Hindari penulisan label dengan huruf yang susah dibaca dan berukuran kecil.
Selain itu  ada beberapa hal  yang  wajib tercantum  dalam  sebuah  label  produk, antara lain:
1)       Nama produk

Nama produk adalah nama dari produk kreatif yang akan dikemas dan dipasarkan.
2)       Stempel atau Merk Dagang (Trade mark)

Suatu usaha agar memiliki ciri khas haruslah memiliki stempel atau merk dagang (trade mark) yang unik.
3)       Komposisi bahan baku yang digunakan

Komposisi dari bahan bahan baku yang digunakan amat penting dijelaskan dalam label produk.
4)       Netto atau Volume bersih

Pengertian dari netto atau volume bersih adalah bobot atau volume sesungguhnya dari produk kreatif.
5)       Nama produsen

Pengertian dari nama produsen adalah nama perusahaan yang terlibat dalam pembuatan atau pengolahan produk kreatif tersebut.
6)       Nama distributor

Pengertian nama distributor adalah nama pihak-pihak tertentu yang telibat dalam proses distribusi suatu produk kreatif.
7)       Nomor registrasi atau ijin dari Dinas Kesehatan

Sebuah   nomor   yang   merupakan  bukti  otentik  bahwa  produk  kreatif tersebut telah melalui proses pengujian dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi atau digunakan.
8)       Logo halal

Sebuah logo yang dicantumkan dalam kemasan produk kreatif yang menyatakan halal untuk dikonsumsi.
9)       Kode produksi

Sebuah kode yang menyatakan kode produksi (batch production) dari produk kreatif. Kode produksi ini mencantumkan tanggal produksi berupa angka  atau  kode  huruf  yang  menjelaskan  tanggal  pembuatan  produk kreatif.
10)     Waktu kadaluarsa

Pengertian waktu kadaluarsa adalah keterangan yang menyatakan bahwa produk masih layak untuk dikonsumsi. Menurut Julianti dan Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis dengan mencantumkan tulisan:

       Best before date

Artinya adalah produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah melewati tanggal yang dicantumkan.
       Use by date

Artinya adalah produk tidak dapat dikonsumsi jika melewati tanggal yang dicantumkan.


K.  Standart Desain Kemasan Produk

Menurut wikipedia, Standar Nasional Indonesia atau disingkat SNI adalah satu- satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Sedangkan  Badan  Standardisasi  Nasional  (BSN)  adalah  sebuah  badan  yang membantu Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang standardisasi sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Standar Nasional Indonesia (SNI) berlaku di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). SNI bersifat sukarela untuk dipakai dan ditetapkan oleh pelaku usaha sesuai dengan PP Nomor 102 tahun 2000.


L.    Model Kemasan Produk Kreatif

Model kemasan produk kreatif haruslah mendukung pemasaran sehingga calon konsumen mudah mengingat dengan produk dijual. Menurut Kotler (2003), terdapat  enam  faktor  yang  berpengaruh  dalam  menentukan kemasan produk antara lain:
1)       Warna (colour)

Konsumen  melihat  warna  jauh  lebih  cepat  daripada  melihat  bentuk atau ukuran. Fungsi warna selain untuk identifkasi, juga untuk mencitrakan produk dan meningkatkan daya beli.
2)       Bahan (material)

Terdapat beberapa macam bahan yang dapat digunakan sebagai kemasan produk. Misalnya kertas, plastik, aluminium foil, botol dan lain sebagainya.
3)       Bentuk (form)

Bentuk   yang   sedehana,   memiliki   daya   tarik   dan   keunikan   akan mengundang minat konsumen untuk membeli produk.
4)       Ukuran (size)

Ukuran kemasan sangat tergantung pada jenis produk, volume, luasan, tebal dan tipis kemasan.
5)       Logo (brand)

Merk dagang sangat penting untuk meningkatkan simbol daya saing produk.
6)       Topografi (text)

Topografi  adalah  muatan  teks  pada  kemasan  yang  menyampaikan pesan untuk menjelaskan produk yang akan dijual.




Tugas Individu

1)  Buatlah desain kemasan sesuai jurusan kalian

2)  Buatlah satu buah kemasan yang terbuat dari bahan bekas, serta sampaikan alasan dan fungsi memilih kemasan tersebut!


Tugas Kelompok

Carilah 10 buah contoh pengemasan untuk   produk parts otomotif   yang mewakili jenis benda padat dan cair.   Kemudian presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas!


Job Sheet

NO
NAMA PRODUK
Cair
Padat
GAMBAR KEMASAN
1.




2.




3.














10.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar